PURWAKARTA – Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpusda) Kabupaten Purwakarta, didaulat menjadi pembicara utama dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat.

Dalam kesempatan itu, Kepala Disarpusda Kabupaten Purwakarta H Asep Supriatna S.AN, S.IP, MM, menjadi nara sumber. Acara yang diselenggerakan di Aula Bapelitbangda ini, diikuti oleh para pemangku kebijakan di masing-masing OPD yang terkait dengan persiapan penilaian kota layak anak.

Asep Supriatna, mengatakan, kenapa instansinya dilibatkan dalam pembahasan penilaian kota layak anak ini? Karena, Disipusda sangat erat kaitannya dengan kegiatan-kegiatan anak-anak. Salah satunya adalah perpustakaan.

“Pada kempatan ini, saya membawa semua kepala bidang yang ada di Disarpusda. Karena, pembahasan ini sangat penting,” ujar Asep, Jumat 17 Mei 2024.

Menurutnya, Disarpusda saat ini terus berupaya untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan, sudah sangat luas jangkauannya lebih pada bagaimana kehadiran Disarpusda bisa memberi manfaat ke masyarakat. Termasuk, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya, pembahasan kota layak anak ini sangat menarik. Bahkan, lanjut Asep, kabupaten atau setiap daerah memang harus layak anak. Tetapi jangan melupakan konteks anak yang layak.

Gerakan yang dilakukan pemerintah saat ini, endingnya adalah membentuk anak yang layak dari semua sisi. Seperti, dari sisi postur, akhlak, dan juga kualitasnya saat, terjun ke masyarakat. Apakah, anak ini layak atau tidak.

Dinamakan layak, artinya searah. Sebaliknya, kalau tidak layak berarti tidak searah. Untuk itu, semua OPD memang ada korelasinya dengan program kota layak anak ini.

“Termasuk di dinas kami. Karena, dinas kami bertanggung jawab akan peningkatan literasi masyarakat, serta mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program TPBIS atau inklusi sosialnya,” ujar Asep.

Bahkan, Disarpusda saat ini melalui kefungsian perpustakaan telah merambah pada kefungsian OPD lainnya. Melalui, konektivitas.

Dengan demikian, Disarpusda menjadi papan karambol yang menghubungkan program-program pelayanan masyarakat yang ada di OPD-OPD lainnya.

Terkait dengan kota layak anak, maka perlu pendekatan ontologi, epistemologi, aksiologi. Kabupaten Purwakarta, jumlah penduduknya 1,036 juta jiwa. Luas wilayahnya 971,7 km persegi, terdiri dari 17 kecamatan dan 172 desa dan kelurahan.

Dengan kondisi ini, sudah selayaknya Purwakarta menjadi daerah layak anak. Sedangkan, anak yang bagus itu dilihat dari dua hal. Anak yang bagus postur tubuhnya atau tagognya dan anak yang bagus kualitas dirinya atau gogognya.

“Anak yang hade tagog, harus diintervensi dari kesehatannya, ekonominya dan kondisi sosial lingkungannya,” ujar Asep.

Sedangkan anak yang hade gogog, karena ini mencerminkan kualitas dirinya maka harus diintervensi dari pendidikan. Anak harus faham siapa dirinya, dan intervensi tata ruang.

Jika intervensi-intervensi ini sudah berjalan dengan baik, maka akan terwujud anak yang layak baik itu bagus rupa dan postur tubuhnya, tidak stunting, tidak gizi buruk, dan juga bagus dari sisi aktualisasi dirinya.

Sehingga, peran Disarpusda saat ini sangatlah penting untuk tumbuh kembang anak. Kerena, kefungsian perpustakaan Purwakarta saat ini taglinenya maca pikeun hirup jeung huripna.

Sedangkan kefungsian arsip, yaitu sebagai penghubung antar dimensi waktu. Sebab, arsip itu berbicara tentang waktu kamari, kiwari dan bihari.

Dengan demikian, anak yang layak itu yakni anak yang hafal akan dirinya, anak yang hade tagogna, anak yang hade gogognya.

Sehingga, anak tersebut akan mampu tumbuh dalam falsafah sunda, yakni nu kaluhur sirungan dan nu kahandap akaran.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Purwakarta, Didi Suardi mengatakan, alasan dipilih Disarpusda menjadi pembicara utama, karena dinas ini sangat strategis.

“Disarpusda erat kaitannya dengan program kota layak anak. Karena, instansi tersebut memiliki bidang perpustakaan dan kearsipan,” ujarnya.

Sehingga, ada kaitannya dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Apalagi, inovasi di Disarpusda saat ini sangat luar biasa.

Karenanya, sebagai dinas pengampu kota layak anak, pihaknya sangat berterimakasih sekali terhadap Disarpusda. Terutama dalam hal-hal untuk menunjang kota layak anak di bidang perpustakaan.

“Inovasi yang dilakukan Disarpusda, yakni mengaktifkan mobil pelayanan perpustakaan keliling setiap hari. Padahal sebelumnya hanya sepekan sekali. Selain itu, dari kefungsian arsipnya juga memiliki terobosan yang luar biasa,” ujarnya.

Dengan adanya bantau dari Disarpusda ini, pihaknya menargetkan pada 2025, Purwakarta bisa mempertahankan status saat ini. Apalagi, Purwakarta sebelumnya sudah menyandang status madya untuk kota layak anak.

Pada 2023 kemarin turun menjadi pratama. Sehingga, di 2025 nanti bisa bergerak ke arah lebih baik lagi. Minimalnya mampu mempertahan status saat ini. *

Ayo ke Diorama !

Ingin tahu seperti apa isi Bale Panyawangan Diorama. Yuk kita ke Diorama Purwakarta dan Diorama Nusantara !