PURWAKARTA – Siapa yang belum pernah berkunjung ke Kabupaten Purwakarta? Kalau ada yang belum berkunjung, jawabnya rugi dong. Pasalnya, Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki keunikan tersendiri.

Kabupaten Purwakarta memiliki luas 971,7 km persegi. Wilayah ini, merupakan daerah terkecil kedua setelah Pangandaran di Provinsi Jawa Barat.

Meski demikian, Purwakarta memiliki segudang cerita yang membuat wilayah ini semakin termashsyur. Apalagi, di saat wilayah ini dipimpin oleh Bupati Dedi Mulyadi, popularitasnya kian melejit.

Saat itu, Bupati Dedi Mulyadi gencar melakukan perubahan pembangunan yang signifikan. Salah satunya, dengan membangun museum diorama. Museum ini, kini menjadi ikon penting yang ada di Kabupaten Purwakarta.

Museum diorama, terletak di Jl KK Singawinata. Ada dua diorama di wilayah pusat kota ini, yakni Diorama Bale Panyawangan dan Diorama Nusantara. Kedua museum ini, kini dikelola oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disipusda) di bawah UPTD Diorama Kearsipan.

Kepala UPTD Diorama Kearsipan Disipusda Kabupaten Purwakarta, Edi Rasidi, mengatakan, diorama yang ada di Kabupaten Purwakarta, merupakan museum arsip digital. Dari 2 diorama yang ada, Diorama Nusantara yang masih membuka jam operasional kunjungan.

“Sebab, Diorama Bale Panyawangan saat ini masih dalam tahap perbaikan. Sehingga, untuk sementara tidak menerima kunjungan terlebih dulu,” ujar Edi.

Akan tetapi, warga tak perlu khawatir ataupun galau. Sebab, masih ada satu diorama lagi yang aktif. Yakni, Diorama Nusantara.

Diorama Nusantara ini, lokasinya tidak jadi dari Diorama Bale Panyawangan. Tinggal berjalan puluhan langkah menyusuri trotoar Jl KK Singawinata, pengunjung sudah tiba di halaman Diorama Nusantara.

Pada Bulan Puasa di tahun 2024 ini, sebenarnya Diorama Nusantara bisa menjadi salah satu tempat untuk ngabuburit. Akan tetapi, karena pengunjung mayoritas adalah anak-anak pelajar, sedangkan di bulan puasa sekolahnya banyak libur, jadi angka kunjungan belum maksimal.

“Namun, jika warga senang menghabiskan waktu untuk melihat-lihat arsip digital yang ada di Diorama ini, kami siap melayani. Untuk sementara jam kunjungan masih disesuaikan dengan jam kerja yang dianjurkan pemerintah,” ujar Edi.

Menurut Edi, diorama ini sangat menarik. Karena isi materi di dalamnya tidak hanya menampilkan tulisan display semata. Melainkan, disempurnakan dengan sistem multimedia audio visual. Di mana informasi mengenai kearsipannya bisa diterima oleh berbagai kalangan.

Dengan demikian, museum Diorama Purwakarta dan Diorama Nusantara ini menjadi museum pertama di tingkat kabupaten se Indonesia. Makanya, walaupun saat ini kontennya masih belum update tapi menjadi contoh studi tiru oleh dinas dan instansi lain dari luar Kabupaten Purwakarta.

Karena di dalamnya berisikan tentang sejarah, maka museum diorama ini juga merupakan salah satu destinasi wisata edukasi. Sehingga, 85 persen pengunjungnya adalah kalangan pelajar dari mulai tingkat Paud sampai Perguruan Tinggi.

“Alhamdulillah pada November 2023 Diorama Nusantara dan Diorama Purwakarta telah mendapatkan penghargaan Indonesia Museum Awards dengan Kategori Museum Cerdas yang diselenggarakan oleh Komunitas Jelajah Indonesia,” jelas Edi.

**Bangunan Diorama Merupakan Heritage Peninggalan Belanda**

Bangunan bersejarah di Kabupaten Purwakarta, yang cukup ikonik salah satunya adalah Gedung Kembar. Gedung ini, dibangun sejak zaman Belanda dan memiliki arsitektur Benua Eropa.

Gedung ini berada sangat dekat dengan Stasiun Kereta Api Purwakarta. Di masa kepemimpinan Bupati Dedi Mulyadi, gedung kembar disulap menjadi bangunan yang cukup keren.

Gedung pertama diubah menjadi kantor pemerintahan, termasuk kantor dinas Bupati Purwakarta. Sedangkan gedung yang satunya disulap menjadi Diorama Bale Panyawangan.

Bale Panyawangan Diorama Purwakarta

Bale Panyawangan Diorama Purwakarta

Museum Diorama Purwakarta secara khusus menampilkan sejarah dan perkembangan kota Purwakarta dari masa ke masa.

Sedangkan, Museum Diorama Nusantara menampilkan konten sejarah Nusantara (Indonesia) dari zaman Purbakala, kerajaan-kerajaan (Hindu, Budha, dan Islam), masa penjajahan Belanda dan Jepang, hingga masa reformasi.

Museum ini juga memiliki ragam koleksi diorama. Seperti diorama manusia purba yang sedang membuat api, hingga miniatur kapal-kapal tradisional yang pernah dipakai pada zaman dahulu.

Apabila menilik dari sejarahnya, gedung museum ini telah ada sejak zaman Belanda. Bahkan sebelum menjadi museum seperti saat ini, gedung Museum Diorama Purwakarta sempat beberapa kali berubah fungsi.

Seperti dari toko sepatu, tempat studio foto, markas Badan Keamanan Rakyat (BKR), hingga menjadi kantor Bupati Purwakarta dan kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Purwakarta.

Ayo ke Diorama !

Ingin tahu seperti apa isi Bale Panyawangan Diorama. Yuk kita ke Diorama Purwakarta dan Diorama Nusantara !