Kabupaten Purwakarta, sampai saat ini masih jadi perbincangan di kalangan wisatawan lokal maupun nasional. Meski saat ini banyak bermunculan wisata baru di wilayah tersebut.

Bukan tanpa alasan, karena selain lokasinya cukup stategis, di kawasan konservasi ini pengunjung bisa menikmati tiga wisata sekaligus. Lokasi wisata alam ini terletak di dataran tinggi kabupaten yang terkenal dengan kuliner sate maranggi itu.

Lokasi wisata alam ini berada persis di sisi jalan provinsi yang menjadi penghubung antara Purwakarta dengan Subang via Jalan Cagak. Letaknya, sekitar 24 km sebelah tenggara Kota Purwakarta. Keindahan alamnya, juga sudah tak diragukan lagi.

Tak heran, di setiap akhir pekan atau musim liburan tiba tempat tersebut bak oase digurun pasir. Apalagi, keberadaan kawasan ini terletak di kaki Gunung Burangrang, dengan luas sekitar 7 hektare yang berada pada ketinggian 600 mdpl. Sehingga, udara di sekitar situ wanaysa ini sangatlah sejuk dengan semilir angin pegunungan.

Ada yang menarik di kawasan situ wanayasa ini, yakni keberadaan sebuah pulau kecil atau biasa disebut oleh masyarakat sekitar dengan nama Pasir Mantri. Keberadaan pulau yang letaknya persis di tengah-tengah telaga itu, mempunyai daya tarik tersendiri karena keasriannya.

Masyarakat di daerah itu, biasa menyebutnya dengan Penclut Pasir Mantri. Di kawasan itu, terdapat puluhan makan leluhur dan para ulama besar Purwakarta pada zaman dulu.

Ada sekitar 33 makam para kyai besar zaman dulu di kawasan ini. Salah satunya, makam Kyai Ageung. Menurut cerita, Kyai Ageung yang nama aslinya Rd Tisna Direja Bin Tirta Nagara ini pernah mensyiarkan ajaran islam di Wanayasa.

Konon, Kyai Ageung dulu merupakan pendiri Pesantren Saung Agung yang lokasinya persis di sekitar Situ Wanayasa. Menurut cerita masyarakat sekitar, kala itu tepatnya pada 1586 silam kyia berdarah Banten ini sengaja datang ke Wanayasa untuk mensyiarakan Islam dan mempunyai 100 santri di pesantrennya itu.

Lalu, pada 1603 Kyia Ageung wafat. Kemudian, jasadnya di kebumikan oleh keluarga dan para santrinya di lokasi yang saat ini menjadi tempat ngadem itu.

Sepeninggalan Kyia Ageung, pesantren tersebut dikelola dan dirintis oleh keluarga besarnya. Hingga akhirnya, satu persatu santrinya wafat di kebumikan di lokasi yang sama.

Dirangkum dari berbagai sumber lainnya, sebenarnya dahulu kala konon terdapat empat bukit kecil di area yang berada di pinggir Situ Wanayasa. Namun, yang tersisa hanya satu yakni penclut Pasir Mantri ini.

Ayo ke Diorama !

Ingin tahu seperti apa isi Bale Panyawangan Diorama. Yuk kita ke Diorama Purwakarta dan Diorama Nusantara !