Desir angin pantai dan hijaunya air laut bak pemandangan di Maladewa, membuat hati dan pikiran tenang. Keindahan pantai negara di Asia Selatan ini, tergambar jelas dalam dinding yang ada di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Purwakarta.

Dulu, perpustakaan identik dengan susunan rak-rak buku. Dalam rak itu, ada buku yang telah usang, ataupun baru.

Akan tetapi, masuk ke perpustakaan, secara tidak langsung masuk ke dalam ruangan yang hening dan sunyi. Yang terdengar jelas adalah suara-suara bergesernya lembaran buku.

Tata letak buku yang monoton, ruangan yang sunyi dan cenderung pengap, hanya dirasakan oleh anak-anak, remaja ataupun orang dewasa yang berkunjung ke perpustakaan jaman 90-an sampai 2000.

Sehingga, perpustakaan adalah ruangan untuk orang-orang introvert yang suka akan kesunyian dan mengurung diri dalam lembaran-lembaran buku.

Akan tetapi, kini di saat jaman sudah berkembang pesat, teknologi semakin digemari, perpustakaan juga mengubah diri.

Perpustakaan tak lagi menjadi sebuah ruangan yang sunyi, melainkan menjadi ruangan yang penuh dengan aktivitas penuh warna.

Pun demikian dengan Perpustakaan Daerah yang dibawah naungan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disipusda) Kabupaten Purwakarta, yang berada di Jl KK Singawinata No 47.

Perpustakaan tersebut, menjadi fasilitas umum yang berbeda dan penuh warna. Saat pengunjung menginjakkan kaki, kali pertama di perpustakan, sepatu harap dibuka dan disimpan di tempatnya.

Begitu pintu kaca bening transparan terbuka, semilir udara sejuk menyeruak membelai wajah. Udara sejuk itu, hasil dari usaha sejumlah mesin pendingin ruangan yang ada di perpustakaan.

Selasar Ruang Perpustakaan Purwakarta

Seketika derap langkah kaki Ibrahim Kenza (11 tahun) dipercepat. Pelajar kelas 6 SD di sekolah swasta asal Kabupaten Purwakarta ini, sangat tidak sabaran ingin buru-buru masuk ke ruang yang telah dipenuhi buku-buku tersebut.

“Mah, lihat Mah, dindingnya penuh dengan warna. Lihat, ada pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langit. Wow, ini juga ada gambar ikan. Kita seperti melihat Sea World ya Mah,” celotehnya kepada sang bunda.

Rupanya, Ibrahim ini merupakan pelajar yang kerap berkunjung ke perpustakaan. Kunjungannya kali ini di antar langsung oleh Mamahnya yang bernama Mandasari (35 tahun), yang merupakan warga Kecamatan Purwakarta.

Menurut Ibrahim, dia sangat suka berkunjung ke perpustakaan. Setiap ada waktu luang, dia menyempatkan diri bermain sekaligus membaca buku.

Saat ini, ruang perpustakaan tak lagi kaku dan monoton. Melainkan penuh warna. Dindingnya saja beri gambar yang membuat mata semakin betah berlama-lama duduk di ruangan itu.

“Ada pemandangan laut, lengkap dengan pasir putih, hijaunya air dan perahu nelayan yang bersandar. Seolah membawa kita pada pemandangan indah di Maladewa. Tak hanya itu, di bagian lain juga dindingnya bergambar peta dunia, bisa menambah pengetahuan anak,” tutur Mandasari.

Suasana Pantai di Ruang Baca Perpustakaan Purwakarta

Menurut Manda, dia dan anaknya sering ke perpustakaan. Biasanya, dia dan Ibrahim membaca buku langsung di perpustakaan. Waktu 2 jam, terasa sangat singkat.

Jika masih ada buku yang ingin dibaca, maka Manda meminjamnya ke petugas untuk dibawa pulang. Seminggu setelahnya baru dikembalikan lagi.

“Ke perpustakaan saat ini, menjadi hal yang menyenangkan. Ruangannya bersih, sejuk, interiornya bagus, kursinya juga representatif. Semoga, perpustakaan Purwakarta semakin baik lagi, fasilitasnya ditambah lagi,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disipusda) Kabupaten Purwakarta, Asep Supriatna, mengatakan, pihaknya terus melakukan penataan ke arah yang lebih baik dan kekinian untuk perpustakaan. Mengingat, saat ini perpustakaan tak lagi sebagai tempat membaca buku saja.

“Melainkan, perpustakaan kini telah bertransformasi menjadi fasilitas umum berbasis inklusi sosial. Jadi, di ruangan ini ragam aktivitas tercurahkan,” ujarnya.

Ruang Memaca di Perpustakaan Purwakarta

Karena itu, pihaknya menata perpustakaan untuk lebih bagus lagi. Terutama dari sisi interior. Salah satunya, dinding.

Sengaja, dinding ini ditempeli gambar supaya lebih hidup dan memiliki nilai estetik. Dengan begitu, pengunjung akan lebih betah untuk tinggal di ruangan itu sambil fokus membaca.

Gambar-gambar tematik ini, lanjut Asep, telah dipasang mulai dari selasar, front office sampai ruang membaca. Selain memberi warna, gambar-gambar tematik ini bisa menjadi lokasi selfie.

“Jaman sekarang, tidak lengkap kalau tidak difoto. Harus terdokumentasikan dengan baik, makanya kita menyediakan fasilitas untuk menambah suasana foto pengunjung semakin hidup lagi,” ujarnya.

Ruang Membaca di Perpustakaan Purwakarta

Ruang Membaca di Perpustakaan Purwakarta

Kedepan, lanjut Asep, pihaknya ingin menambah fasilitas-fasilitas lainnya di perpustakaan. Supaya, masyarakat yang berkunjung ini semakin nyaman. Sehingga, harapan kedepannya minat literasi warga Purwakarta semakin meningkat lagi.

Ayo ke Diorama !

Ingin tahu seperti apa isi Bale Panyawangan Diorama. Yuk kita ke Diorama Purwakarta dan Diorama Nusantara !